Mengaku dalam diam

Tersesat itu tidak pernah menyenangkan, bahkan dalam cinta sekalipun.

Sudah Move on atau belum?

Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini adalah melepaskan sesuatu yang bukan untuk kita. (Mengaku dalam diam)

Tetapi mungkin juga sebenarnya, kita hanya harus belajar tersenyum dan ketawa seperti biasa. Hanya kali ini tanpa’nya’ dan bukan lagi karena’nya’. Kali ini benar-benar karena kita sendiri dan karena kita bahagia menjadi siapa pun kita, bersama siapa pun yang memang untuk kita nanti.

Karena pada akhirnya, mau atau tidak, kita akan sadar bahwa itu memang bukan untuk kita, mau dipikirkan dan diusahakan sekuat mana pun juga, tetap tidak akan menjadi milik kita.

Mungkin, setelah kita sadar tentang hal itu, baru bisa melepaskan? Ya?

Dan pada akhirnya juga, perlahan-lahan, kita akan lupa dan ingatan tentang dia akan pudar. Perlahan-lahan, kita akan mengingatnya hanya terkadang saja. Itu pun kebetulan ketika kita melihat gambar atau ada yang menanyakannya. Tapi perlahan-lahan. Yang banyak orang tidak paham adalah ‘perlahan-lahan’nya.

Pada saat ini nanti, jangan sering menoleh ke belakang. Terus saja berjalan. Terus saja. Pada akhirnya nanti, kita akan sampai pada satu titik yang membuat kita rasa tenang. Titik di mana ketika kita menoleh ke belakang, semuanya sudah tidak sama lagi. Kita rindu saat-saat itu, tapi tidak ingin kembali lagi ke saat itu. Hanya rindu, hanya kenangan. Bukan untuk dilupakan atau dihilangkan, hanya untuk sesekali menoleh ke belakang, tapi bukan untuk menetap di sana. Just keep moving.

Jangan lupa, hati kita yang harus dijaga, bukan lukanya. Jangan lupa, bahagia kita yang harus dijaga, bukan deritanya. Jadi, terus saja berjalan. Kalau tidak, kita akan ketinggalan.

Percayalah,

Bahagia selalu menemukan jalan untuk tetap sampai ke tempatnya. Dari arah mana saja, ke arah mana saja.

Teruskanlah langkah kaki itu. Teruskan berjalan mencipta bahagia kita, lepaskan segala ‘kesedihan’ pada masa lalu. Kita masih punya waktu. Kita selalu punya kesempatan. “Maybe there’s nothing wrong, maybe you just have to move on.” – rikafathir

Repost :@yiimaa

 

Tentang millaoctaviana

Di belakang pria yang sukses bukanlah seorang wanita, mereka ada disampingnya, bersamanya, bukan dibelakangnya.
Pos ini dipublikasikan di Catatan Hati, CatatanKu. Tandai permalink.

2 Balasan ke Mengaku dalam diam

  1. Greeny-Words berkata:

    Tolong sampaikan sama yg nulis aku suka sekali bagian ini,” Jangan lupa, hati kita yang harus dijaga, bukan lukanya. Jangan lupa, bahagia kita yang harus dijaga, bukan deritanya. 🙂

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar